1.Mengenal Mode eksposur di kamera digital

1. Mengenal Mode eksposur di kamera digital

AUTO = Mode otomatis
Kamera akan mengukur cahaya, menginterpretasikannya dan kemudian mengatur setting kamera. Ketika kamera merasa kondisi lingkungan kurang terang, maka kamera akan otomatis menyalakan lampu kilat untuk mengkompensasi kekurangan tersebut.
Mode automatis praktis digunakan, tapi kita tidak leluasa mengatur setting-setting kamera, maka itu kita tidak dapat berkreasi secara optimal. Karena itulah mode ini hanya ditujukan oleh pengguna yang awam terhadap fotografi. Di beberapa kamera canggih dan profesional, mode ini tidak ada.
P = Program Mode
Seperti mode otomatis, kamera akan menentukan setting aperture, shutter speed secara otomatis. Bedanya dengan mode auto adalah, Anda bisa mengubah nilai kombinasi bukaan dan shutter speed. Di mode ini, kamera tidak akan menyalakan lampu kilat meskipun kondisi lingkungan cukup gelap. Kita juga lebih leluasa memilih setting kamera lainnya, termasuk menentukan nilai ISO.
A / Av = Aperture priority
Di mode ini, kita menentukan besarnya bukaan lensa, dan kamera menentukan shutter speed (kecepatan rana) yang sesuai.
Mode ini termasuk mode favorit saya, karena saya bisa menentukan ruang tajam. Contoh, bila saya sedang memotret foto portrait manusia, dan saya ingin latar belakangnya blur, maka saya akan mengunakan bukaan besar seperti f/2.8 atau f/1.4. sedangkan kalau saya sedang memotret foto kelompok atau pemandangan, dan saya ingin semua yang berada dalam foto tajam/fokus, maka saya set bukaan kecil f/8 atau f/16.
Bukaan lensa juga menentukan berapa banyak cahaya masuk. Jika saya berada ditempat yang gelap dan memerlukan lebih banyak cahaya, saya akan memperbesar bukaan supaya lebih banyak cahaya masuk.
Yang perlu diperhatikan dalam mode ini adalah jika cahaya lingkungan gelap, kamera terpaksa memilih shutter speed yang lambat. Hal ini dapat membuat foto menjadi blur karena kamera bergoyang saat merekam gambar. Untuk itu, solusinya memakai tripod, atau mengkompensasi dengan menaikkan ISO.
S /TV = Shutter priority
Di mode ini, kita menentukan nilai shutter speed, lalu kamera menentukan bukaan lensa. Setting ini dipakai kalau kita ingin mendapatkan efek freeze (beku) atau efek motion (gerak).
Kalau kita set shutter speed cepat seperti 1/500 detik, maka hasilnya gerakan orang atau benda yang sedang bergerak menjadi beku, sebaliknya kalau kita set 1/15 detik atau lebih rendah lagi benda/orang yang bergerak, maka kita akan menangkap motion blur. Teknik ini cocok untuk merekam gerakan air di pantai, gerakan air terjun ataupun merekam cahaya mobil yang lewat di malam hari. Seperti aperture, shutter speed juga mempengaruhi banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
Masalah yang sering timbul adalah kamera tidak menemukan setting bukaan yang pas. Jika itu terjadi, foto akan gelap atau terlalu terang. Jika kamera memberikan tanda-tanda seperti kedap-kedip, evaluasi lagi nilai shutter speed dan ISO yang digunakan.
M = Manual Exposure
Di mode ini, kita menentukan setting bukaan, shutter speed secara independen. Kita juga bisa menentukan ISO jika Auto ISO tidak aktif.
Manual mode biasa saya pakai kalau memang saya mau mendapatkan hasil foto dengan efek tertentu, contohnya bila saya ingin hasil foto bernuansa gelap (low-key fotografi) jadi hasil akhirnya agak misterius, dramatis. Saya juga pakai manual fokus bila ingin bikin siluet dari sebuah objek.
Saya juga sering memakai mode manual ketika kondisi ruangan / lingkungan berganti2 intensitas cahayanya sehingga membingungkan kamera. Contoh seperti di konser, lampunya menyala dengan intesitas dan arah yang berubah-ubah, kadang sangat terang, kadang sangat gelap.
Manual juga sering saya pakai kalau kondisi cahaya lingkungan tidak berubah-ubah. Misalnya ketika pertandingan basket sekolah di dalam ruangan. Lampu-lampunyanya konstan. Pada saat tersebut, saya tinggal set aja bukaan, kecepatan dan ISO sebelum pertandingan dimulai. Hasil foto akan konsisten pencahayaannya dan saya dapat memakai mode ini sepanjang pertandingan. mudah bukan?

Apa itu Scene modes?


Selain mode automatic, banyak orang yang mengunakan scene modes untuk memotret. Scene modes adalah beberapa mode untuk membantu kamera memilih setting yang tepat sesuai dengan subjek yang difoto. Scene modes ditemukan di kamera pocket sampai DSLR kelas menengah.
Di kelas DSLR canggih, scene modes ditiadakan karena pengguna kamera DSLR canggih dianggap sudah bisa menyeting secara manual dan tidak membutuhkan scene modes lagi.
Scene modes populer bagi yang menyukai kepraktisan dan tidak mau pusing-pusing untuk menyeting kamera. Dibawah ini adalah penjelasan dari beberapa efek scene modes populer. Untuk mengetahui secara lengkap teknis masing-masing scene modes, kita bisa membacanya di buku manual kamera masing-masing.

Portrait (simbol wajah manusia) : Kamera akan berusaha mendeteksi wajah dan berusaha melembutkan wajah. Ketajaman dikurangi supaya pori-pori atau jerawat di wajah tidak terlalu jelas. Kamera juga akan memilih bukaan lensa yang relatif besar untuk membuat latar belakang blur.
Landscape (simbol gunung) : Biasanya digunakan untuk foto pemandangan. Kamera akan cenderung memilih bukaan lensa yang kecil supaya semua bidang foto tajam. Selain itu ketajaman dan warna biru dan hijau saturasinya dibuat lebih tinggi supaya detailnya lebih terlihat dan menarik.
Olahraga (simbol orang berlari) : Kamera akan memilih shutter speed yang cepat dengan upaya untuk membekukan gerakan. Mode autofokus akan berubah menjadi subjek tracking (AI-Servo/AF-C) untuk mengikuti pergerakan subjek. Kamera juga akan memilih drive mode continuous shooting, sehingga saat tombol jepret kamera ditekan dan ditahan, kamera akan terus menerus membuat foto.
Night Portrait (simbol manusia dan bintang) : Hampir sama dengan scene Portrait. Sebagai tambahan, kamera akan memilih shutter speed lambat, dengan tujuan untuk menangkap cahaya lingkungan. Biasanya hasilnya lebih baik dan tajam jika mengunakan lampu kilat.
Night Scene (simbol bulan) : Untuk foto pemandangan malam. Kamera akan memilih shutter speed yang lambat supaya foto di malam hari terlihat terang. Dibutuhkan tripod supaya foto tidak blur.
Close-up (simbol bunga) : Untuk foto-foto subjek dengan jarak dekat (dibawah 30 cm). Idealnya saat mengunakan lensa makro. Di kamera compact, biasanya lensanya sudah ada fitur makronya. Dengan menekan simbol bunga, maka lensa akan mencari fokus terdekat. Cocok untuk foto serangga, bunga, benda-benda kecil lainnya.
Monokrom (simbol hitam putih) : Mengubah warna menjadi grayscale (hitam putih). Baik untuk foto tulisan atau hal-hal yang tidak membutuhkan warna. Sebaiknya tidak menggunakan untuk mendapatkan foto hitam putih karena nantinya tidak bisa dikembalikan ke warna. Hasil akan lebih baik jika kita mengkonversi foto warna ke monokrom melalui software pengolah foto.
Kembang api : Kamera akan memilih shutter speed yang sangat lambat dan menyeting fokus ke tak terhingga. Harus pakai tripod jika tidak foto akan blur karena goyangan tangan kita.

Panorama : Scene mode yang paling menarik untuk foto pemandangan yang lebar. Kita tinggal menekan tombol jepret dan menggerakkan kamera dari kiri ke kanan atau tas ke bawah.

Unknown

Tidak ada komentar:

Posting Komentar