Model Komunikasi
Dalam Public Relations
Berikut ini adalah bagan
dari orientasi Public Relations,
yakni image building (membangun citra), dapat dilihat sebagai model komunikasi
dalam Public Relations.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Public Relations
Penulis
menemukan bahwa definisi dari Public Relation sangat beragam, karena
itu penulis akan memaparkan definisi Public
Relation dari beberapa pakar yang dikutip dari buku “Handbook Of Public Relation” karya Elvinaro Ardianto, tahun 2011,
halaman 8, sebagai berikut:
a.
Public Relations adalah fungsi manajemen
yang menilai sikap-sikap publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan
prosedur-prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan public
dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan publik.
b.
Sementara menurut Denny
Griswold (Wilcox,dkk.2006), PR adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi publik,
memperkenalkan berbagai kebijakan dan prosedur dari suatu individu atau
organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan membuat perencanaan, serta
melaksanakan suatu program kerja dalam upaya memperoleh pengertian dan
pengakuan publik.
c.
Sedangkan menurut J.C. Seidel
PR adalah proses kontinu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodwill (itikad baik) dan pengertian
dari pelanggan, pegawai, dan public yang lebih luas; ke dalam mengadakan
analisis, sedangkan ke luar memberikan pernyataan-pernyataan.
Dari ketiga definisi
tentang Public Relation diatas, dapat
disimpulkan bahwa Public Relation
adalah sebuah fungsi manajemen yang bersifat berkelanjutan (kontinu) yang didalam nya adalah
usaha-usaha untuk menilai dan mengevaluasi sikap publik yang lalu
memperkenalkannya kedalam sebuah organisasi serta melaksanakan rencana kerja
atas dasar kepentingan masyarakat banyak (public)
dalam upaya nya untuk memperoleh itikad baik (goodwill), pengertian publik, dan pengakuan publik.
2.2.2 Fungsi Public
Relations
Dalam buku professional
Public Relations (2011), pakar Public
Relations internasional, Cutlip & Centre and Canfield (1982) merumuskan
fungsi Public Relations sebagai
berikut :
1.
Menunjang
aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada
manajemen lembaga/organisasi).
2.
Membina
hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya yang merupakan
khalayak sasaran.
3.
Mengidentifikasi
segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat
terhadap organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya.
4.
Melayani
keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi
tercapainya tujuan dan manfaat bersama.
5.
Menciptakan
komunikasi dua arah dan timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi
serta pesan dari organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya
citra positif bagi kedua belah pihak.
Fungsi humas bersifat melekat pada manajemen organisasi/perusahaan. Yaitu
bagaimana humas dapat menyelenggarakan komunikasi dua arah atau timbal balik
antara organisasi/lembaga yang diwakilinya dengan publik, yang artinya peranan
ini turut menentukan sukses atau tidaknya misi, visi dan tujuan bersama dari
organisasi/lembaga tersebut.
2.2.3 Peran
Public Relations
Peranan
PR dalam suatu perusahaan akan sangat terlihat jika suatu organisasi terlihat
aktif, bertanggung jawab dan menciptakan manfaat bagi masyarakat, maka
orang-orang akan tertarik untuk bergabung dan akan simpatik pada perusahaan.
Hal yang sebaliknya, jika suatu perusahaan bernuansa tidak aktif, tidak
didukung penuh oleh anggota perusahaan maka kemungkinan sukses nya kecil.
Mirip dengan hal yang telah
diungkapkan di atas, seorang konsumen akan lebih suka membeli produk-produk
atau jasa dan suatu perusahaan yang terkesan ramah, penuh perhatian kepada para
karyawannya maupun kepada masyarakat. Image
yang baik merupakan hasil dari Public
Relations yang di manage dengan
baik (Edy Sahputra, 2011:8).
Peran
Public Relations secara umum adalah dua
arah yaitu berorientasi ke dalam (inward
looking) dan berorientasi ke luar (outward
looking). Dalam Ruslan (2003) Menurut Henry Fayol ada beberapa kegiatan dan
sasaran Public Relations adalah :
1. Membangun
identitas dan citra perusahaan (building
corporate identity and image).
a.
Menciptakan
identitas dan citra perusahaan yang positif.
b.
Mendukung
kegiatan komunkasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak.
2. Menghadapi
krisis (facing of crisis)
a.
Menangani
keluhan dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan
public relations recovery of image
yang bertugas memperbaiki lost of image and damage.
3. Mempromosikan
aspek kemasyarakatkan (promotion public
causes)
a.
Mempromosikan
yang menyangkut kepentingan publik
b.
Mendukung
kegiatan kampanye sosial yang dilakukan pemerintah contohnya, kampanye sosial
anti merokok, anti narkoba dan lain-lain. (Dalam buku Edy Sahputra
sitepu,2011:32)
Selain itu peranan PR dalam suatu organisasi
menurut Dozier & Broom, 1995 dalam buku Manajemen Public Relations dan Media
Komunikasi terbagi menjadi empat kategori :
1. Penasehat Ahli (Expert Prescriber)
Seorang praktisi pakar public
relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam
penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (Public Relationship). Hubungan
praktisi pakar dengan manajemen organisasi seperti hubungan antara dokter dan
pasiennya. Artinya , pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau
mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari pakar PR
(expertpresciber) tersebut dalam memecahkan dan mengatasi persoalan publik
relations yang tengah dihadapi oleh organisasi berangkutan.
2. Fasillitator Komunikasi (
Communication Fasilitator)
Dalam hali ini, praktisi PR
bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen
dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya.
Dipihak lain, dia juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan
dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi
timbal tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai,
mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.
3. Fasilitator Proses Pemecahan
Masalah (Problem solving process fasilitator)
Peranan praktisi PR dalam proses
pemecahan persoalan public relations ini
merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu
pimpinan organisasi baik sebagai penasihat hingga mengambil tindakan eksekusi
dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan
profesional.
4. Teknisi Komunikasi (Communication
technician)
Berbeda dengan tiga peranan praktisi
PR profesional sebelumnya yang terkait erat dengan fungsi dan peranan manajemen
organisasi. Peranan communication technician ini menjadikan praktisi PR sebagai
journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau
dikenal dengan methode of communication in organization. Sistem komunikasi
dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan, yaitu
secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan
dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat
atasan.
2.2.4 Tujuan Public Relations
Tujuan PR terlebih dahulu dibagi menjadi 2 yaitu
tujuan PR dari kegiatan Internal dan Eksternal, Tujuan PR berdasarkan kegiatan
internal relations dapat mencakup ke dalam beberapa hal yaitu :
1.
Mengadakan
suatu penilaian terhadap sikap tingkah laku dan opini publik terhadap
perusahaan, terutama ditujukan kepada kebijaksanaan perusahaan yang sedang
dijalankan.
2.
Mengadakan
suatu analisa dan perbaikan terhadap kebijaksanaan yang sedang dijalankan, guna
mencapai tujuan yang ditetapkan
perusahaan dengan tidak melupakan kepentingan publik.
3.
Memberikan
penerangan kepada publik karyawan mengenai suatu kebijaksanaan perusahaan yang
bersifat objektif serta menyangkut kepada berbagai aktivitas rutin perusahaan.
4.
Merencanakan
bagi penyusunan suatu staff yang efektif bagi penugasan yang bersifat internal
public relations dalam perusahaan tersebut.
Tujuan dari Public
Relations berdasarkan bentuk kegiatan eksternal relations, yaitu :
1. Memperluas langganan atau pemasaran.
2. Memeperkenalkan sesuatu jenis hasil produksi atau
gagasan yang berguna bagi publik dalam arti luas.
3. Mencari dan mengembangkan modal.
4. memeperbaiki citra perusahaan terhadap pendapat
masyarakat luas, guna mendapatkan opini publik yang positif.
2.3 Citra
Pada suatu perusahaan,
citra menjadi hal yang pertama dilihat oleh publik, bagaimana citra perusahaan
tersebut terbentuk itu adalah dari kinerja perusahaan tersebut menangani para
pelanggan atau kliennya. Jika perusahaan
tersebut mempunyai kinerja yang bagus dan menangani pelanggan secara
professional, maka citra perusahaan tersebut dapat menjadi positif perlu
diketahui perusahaan dapat menghadapi publik yang sangat kritis. Dalam satu penelitian terhadap seratus top eksekutif, lebih dari 50%
menganggap “penting sekali untuk memelihara publik yang baik”. Untuk membangun
citra yang baik atau positif kita tidak perlu melepaskan kesan publik yang
negatif. Namun kebanyakan perusahaan menganggap citra atau kesan yang baik
dapat mendapatkan kesuksesan yang berkepanjangan.(Seitel,1992:193 dalam buku
dasar-dasar Public Relation, 2011 hal 111,
karya Soleh Soemirat, M.S. dan Drs. Elvinaro
Ardianto, M.si.)
Dalam membentuk citra biasanya yang bertugas
adalah Public Relations, Pada umumnya PR mempermasalahkan : pembentukan goodwill, mutual understanding dan
favourable public opinion. Sukatendel,(1990) mengungkapkan bahwa citra memang sengaja
diciptakan agar bernilai positif. Namun sering tidak jelas apa
yang dimaksud dengan istilah tersebut sehingga Sukatendel menawarkan definisinya, yaitu PR
adalah salah satu metode komunikasi untuk
menciptakan citra positif dari mitra organisasi atas dasar menghormati
kepentingan bersama.
(Soemirat,Ardianto,2010:112)
Kesan pertama dalam definisi ini :
- Komunikasi adalah
ilmu. PR adalah bagian dari ilmu komunikasi, ilmu yang sedang tumbuh dan
mulai disenangi.
- Citra adalah suatu
istilah baru yang menarik. Banyak diperbincangkan saat ini oleh
masyarakat. Kita perlu
memanfaatkan momentum ini, sekaligus memasyaratkan pengertian dari
perlunya PR.
- Mitra adalah juga
istilah baru yang menarik. Memberi kesan saling memperhatikan. Inilah
model masyarakat masa depan, sehingga PR sungguh berwawasan, sangat
mendukung dalam mendukung suasan nasioanal yang membangun. Sangat cocok
dengan pancasila.
- Kepentingan bersama (mutual
interest) adalah esensi dan kegiatan PR jelas dan menggambarkan
dua pihak (two way communication)
jadi topic internasional. Masalah lingkungan (social dan fisik) yang perlu
diperhatikan untuk keharmonisan umat manusia.
Mengacu kepada definisi yang ditawarkan itu
terdapat empat unsur penting :
- Salah
satu metode
komunikasi lainnya adalah:
-
Jurnalisitik, untuk kepentingan umum.
-
Propaganda, untuk kepentingan
komunikator.
-
Iklan, untuk kepentingan
perusahaan.
Metode komunikasi berarti
cara mencapai tujuan dengan menggunakan ilmu komunikasi. PR untuk kepentingan
bersama (organisasi dengan publiknya).
- Menciptakan
citra positif : citra adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap
perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang,
atau organisasi.
- Dari
mitra organisasi : Wartawan adalah mitra PR, karena wartawan dapat
digunakan PR sebagai media publisitas bagi kepentingan umum.
- Atas
dasar menghormati kepentingan bersama. PR tidak hanya untuk kepentingan perusahaan atau
organisasi namun PR juga harus membela kepentingan publiknya (mitranya).
2.4 Pengertian Citra
Citra adalah cara
bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite, atau
suatu aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra. Setiap perusahaan mempunyai
banyak citra sebanyak jumlah orang yang memandangnya. Berbagai citra datang
dari pelanggan perusahaan, pelanggan yang potensial, bankir, staf perusahaan,
pesaing , distributor, pemasok, asosiasi dan gerakan pelanggan di sektor perdagangan
yang mempunyai pandangan terhadap perusahaan (Katz, 1994:67-68).
Ada banyak citra perusahaan, misalnya: siap
membantu, inovatif, sangat memperhatikan karyawannya, bervariasi dalam produk,
dan tepat dalam pengiriman. Tugas rangka dalam membentuk citranya adalah dengan
mengidentifikasi citra seperti apa yang ingin dibentuk di mata masyaraka (Ardianto,2011:62).
Menurut Frank
Jefkins dalam bukunya Public Relations
Technique, mengatakan bahwa citra adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai
hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.(Ardianto,2011:62).
2.5 Jenis Citra
Menurut
Frank Jefkins, dalam bukunya Hubungan Masyarakat (Intermasa, 1992) ada beberapa
jenis citra yang dikenal di dunia aktivitas hubungan masyarakat (public relations), dan dapat dibedakan
satu dengan yang lain sebagai berikut :
- Citra cermin (mirror image)
Pengertian
di sini bahwa citracermin yang diyakini oleh perusahaaan bersangkutan, terutama
para pimpinannya yang selalu merasa dalam posisi baik tanpa mengacuhkan kesan
orang luar. Setelah diadakan studi tentang tanggapan, kesan dan citra di
masayarakat ternayata terjadi perbedaan antarayang diharapkan dengan kenyataan
citra di lapangan, bisa terjadi justru mencerminkan “citra” negatifnya yang
muncul.
- Citra kini (current image)
Citra
merupakan kesan yang baik diperoleh dari orang lain tentang perusahaan atau
organisasi atau hal yang lain berkaitan dengan produknya. Berdasarkan
pengalaman dan informasi krang baik penerimaannya, sehingga dalam posisi
tersebut pohak humas atau PR akan menghadapi risiko yang sifatnya permusuhan,
kecurigaan, prasangka buruk, dan hingga muncul kesalah pahaman yang menyebabkan
citra kini yang ditanggapi secara tidak adil atau bahkan kesan yang negatif
diperolehnya.
- Citra
keinginan (wish image)
Citra
keinginan ini adalah seperti apa yang ingin dan dicapai oleh pihak manajemen
terhadap lembaga/perusahaan, atau produk yang ditampilkan tersebut lebih
dikenal, menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif diberikan
oleh publiknya atau masyarakat umum.
- Citra
perusahaan (corporate image)
Jenis
citra ini adalah yang berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai tujuan
utamanya, bagaimana menciptakan citra perusahaan yang positif, lebih dikenal
serta doterima oleh publiknya, mungkin tentang sejarahnya, kualitas pelayanan
nya prima, keberhasilan dalam bidang marketing, dan hingga berkaitan dengan
tanggung jawab sosial sebagainya. Dalam hal ini pihak Humas/PR berupaya atau
bahkan ikut bertanggung jawab untuk mempertahankan citra perusahaan, agar mampu mempengaruhi harga sahamnta tetap
bernilai tinggi utnuk berkompetisi di pasar bursa saham.
- Citra
serbaneka (multiple image)
Citra
ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan di atas, misalnya bagaimana pihak
PR akan menampilkan pengenalan terhadap identitas perusahaan, atribut logo,
brand’s name, seragam para front liner, sosok gedung, dekorasi lobby kantor dan
penampilan para profesionalnya. Semua itu kemudian diunifikasikan atau
diidentikkan ke dalam suatru citra sebaneka yang diintegrasikan terhadap citra
perusahaan.
- Citra
penampilan (performance image)
Citra penampilan ini lebih dutujukan kepada subjeknya. Bagaimana kinerja
atau penampilan diri para profesional pada perusahaan bersangkutan. Misalnya
dalam memberikan berbagai bentuk dan kualitas pelayanannya, menyambut telepon,
tamu, dan pelanggan serta publiknya, harus serba menyenangkan serta memberikan
kesan yang selalu baik. Mungkin masalah citra penampilan ini kurang
diperhatikan atau banyak disepelekan orang. Misalnya, dalam hal mengangkat
secara langsung telepon yang sedang berdering dianggap sebagai tindakan
interupsi, termasuk si penerima telepon masuk tidak nenyebut identitas nama
pribadi atau perusahaab bersangkutan
merupakan tindakan kurang bersahabat dan melanggar etika. (Ruslan,2010:77)
2.6 Kerangka
Pemikiran